Unordered List

Kamis, 27 Desember 2012

Si Bungsu yang Baik Hati dengan Garamnya


Disuatu saat, satu orang ayah bertanya pada tiga orang anak; ‘ditanganku ada tiga buah benda, yaitu emas,uang dan garam. Menurut kalian yang mana yang paling berharga?’. Dua anak yakni yang sulung dan yang nomor dua memilih Emas. Sambil melihat sibungsu, kedua anak itu bertanya ‘yang mana yang kamu pilih?’. mereka menyangka sibungsu akan memilih uang, ternyata yang dipilih adalah garam. Karena yang dipilih sibungsu adalah  garam, hamper setiap hari sibungsi diejek dan  ditertawakan oleh kedua  kakaknya. Namun demikian, sibungsu tetap sabar. Sibungsupun bertanya kepada kedua kakaknya, menurut kalian apakah emas lebih berharga dari Garam? Sibungsu semakin dihina ketika mempertanyakan hal itu. “Makanlah garam itu sampai kenyang, jangan lupa sisanya disimpan baik-baik atau berikan saja pada anjing”. Begitulah ejekan dari kedua kakaknya.  Sekalipun dalam keluarga ini terlihat sepertinya tidak saling cocok dan selalu bermusuhan, tapi mereka sangat menataati setiap perintah ayah mereka. 


Suatu saat mereka ditugaskan untuk membuat jadwal masak. Supaya pembagian jadwalnya terkesan tidak curang, sang ayah  membuat undian.  Hasil dari undian itu ialah bahwa, untuk setiap hari senin dan selasa adalah tugasnya si sulung, hari rabu dan kamis adalah yang nomor dua dan hari jumat sampai sabtu adalah tugasnya sibungsu, sementara hari minggu mereka bersepakat untuk makan di luar. Tugas itupun dapat berjalan dengan baik. Si sulung dapat memasak dengan baik dan rasanya sangat enak. Begitu juga dengan  anak yang kedua.

Sekarang tibalah saatnya  si bungsu untuk memasak. Ayah mereka  sangat berharap sibungsu dapat memasak dengan baik supaya  makanannya dapat dinikmati dengan senang dan sibungsu bakalan tidak dihina lagi.
Waktu makanpun tiba semua menuju meja makan untuk makan bersama. Orang yang duluan mencicipi makanan dari setiap masakan adalah sanga ayah. Diasaat sangayah mencicipinya, sang ayah sangat kecewa, karena makanan yang  dimasak oleh sibungsu sangat tidak enak, namun sang ayah menyembunyikan perkara ini, sebab sang ayah tidak mau membuat sibungsu kecewa. Selanjutnya diikuti oleh sisulung, anak kedua dan sibungsu. Si sulung dan saudara mereka yang nomor dua itu, tiba-tiba langsung membuang nasi ke arah si-bungsu sambil menghinanya katanya makanan ini sangat tidak enak, kamu pasti tidak iklas memasak makanan ini.
Sibungsu tertunduk sambil menangis, tetapi sang ayah berusaha untuk menenangkan hatinya, lalalu kemudian memberikan kesempatan kepada  sibungsu untuk menejelaskan kenapa hal ini bisa terjadi. Sebelum sibungsu menjelaskan, sibungsu masi memberikan pertanyaan ‘bagaimana rasanya makanan yang saya masak?’ lalu serempak saudara-saudaranya menjawab ‘makanan mu rasanya tawar’, kemuian si nungsu memberikan penjelasan; memang benar kalau makanan ini rasanya tawar, saya sengaja membuatnya  seperti ini, karena saya tahu kalian tidak suka dengan garam dan bahkan kalian sangat benci dengan garam. Dari dulu bahkan sampai sekarang saya dihina cuman karena saya memilih garam. Oleh sebab itu, saya tidak memasukan garam sebagai bahan penyedap rasa kedalam makanan.
Mendengar penjelasan itu, kedua kakak sibungsu mulai merasa sadar, bahwa garamlah yang paling penting dari segalanya.

Pesan; cerita ini bukan menceritakan tentang garam, tetapi mengajak kita untuk jadilah seperti garam dan bersediahlah untuk dihina. Nama garam tidak akan disebut ketika makanan yang dimakan terasa enak. Orang malah bertanya; siapa yang masak makanan ini. Tetapi apabila makanannya tidak enak, maka nama garam akan terkenal sebab orang  akan berkata makanan ini rasanya tawar, mungkin mereka  lupa menaru garam atau garamnya tidak cukup.jangan perna menyesal ketika anda dalam hidup  ini sering tidak  dianggap sama sekali oleh  keluarga, teman dan atau siapa saja, karena suatu  saat mereka akan dengan sendirinya sadar bahwa dirimu adalah orang yang berarti.
Sumber: http://buletinfkip.blogspot.com/2012/04/mqari-berdongeng-bersama-fkip-uksw.html
 

0 komentar:

Posting Komentar