Buletin BISA No. I/ 01/ 281112

“Untuk menjadi guru yang ideal, ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu menawarkan cinta, kemauan untuk memahami, dan komunikasi untuk mempermudah penyampaian ilmu.” (Ciptono, Guru SLB N 2 Semarang saat Seminar Nasional Belajar Mendidik Indonesia: Menjadi Guru Inspiratif Melawan Keterbatasan untuk Mencerdaskan Bangsa)

Adanya Program Inklusi di Sekolah Belum dapat Diterima Siswa Normal

Pemberlakuan program inklusi pada beberapa sekolah belum mampu meretas perbedaan antara orang-orang normal dengan para kaum difabel. Hal ini dapat dilihat dari sikap siswa dan orang tua siswa untuk menyekolahkan anaknya di sekolah yang menerapkan program inklusi

Memilih Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus

Proses pemilihan sekolah untuk anak berkebutuhan khusus diperlukan kecermatan. Hal ini dikarenakan agar anak tersebut tidak merasa terpinggirkan ketika disandingkan dengan anak-anak normal lainnya

[Opini] Sekolah Inklusi

Bentuk dukungan bagi ABK bukan hanya terfokus pada diri sang anak, melainkan juga pada penciptaan lingkungan yang kondusif

[Profil] Ciptono Sang Guru Inspiratif

“Anak berkebutuhan khusus bukanlah produk Tuhan yang gagal, karena setiap manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan. Melalui pengamatan dan kesabaran, anak yang dikarunia ketidaksempurnaan akan memunculkan kelebihan-kelebihan yang perlu dipoles dan dilatih”. (Ciptono)

Unordered List

Selasa, 17 Juni 2014

Kunjungan ke Pondok Yatim Putri Daaru Aytam Baitussalam

Gambar: Ketua Kelas A4-11 Memberikan Bantuan kepada Pengurus Pondok
Oleh: Erna Erviana Purnama Sari

Bencana gempa bumi yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarya pada Mei 2006 menyisakan banyak korban. Tidak hanya orang tua maupun anak-anak juga turut menjadi korban dalam bencana alam tersebut. Tak terkecuali bagi korban selamat santri Pondok Yatim Putri Daaru Aytam Baitussalam ini. Berawal dari rasa iba melihat anak-anak koban selamat pada bencana gempa bumi beberapa tahun silam, Lembaga Amil Zakat Portalinfaq mendirikan pondok yatim ini. Pondok yatim ini terdiri dari dua tempat, untuk pondok khusus putri ini terletak di Jalan  Parangtritis KM. 8, Tembi, Miri, RT 27, Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan pondok khusus putra terletak di daerah Pandak, Bantul. Saat ini, pondok ini tidak hanya menerima anak-anak korban gempa akan tetapi juga anak yatim, piatu, yatim piatu, maupun kaum duafa.
Pada hari Sabtu 14 Juni 2014, tepatnya kelas A4-2011 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta mengadakan kunjungan ke pondok tesebut. Kegiatan ini salah satunya dilaksanakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Koseling yang diampu oleh Ibu Enik Nur Kholidah, S.Pd., M.A. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat menjalin hubungan tali silaturahmi antar sesama manusia serta menumbuhkan rasa berbagi kepada orang lain.
Kegiatan kunjungan tersebut diawali dengan pembukaan kemudian diteruskan dengan sambutan-sambutan dari ketua kelas maupun pengurus panti. Selanjutnya acara diteruskan dengan pemberian bantuan secara simbolis kemudian dilanjutkan permainan dan hiburan bagi para santri. Disana kami juga memberikan beberapa poster yang berisi motivasi serta bimbingan. Acara diakhiri dengan berfoto bersama dan berpamitan.