Oleh: Erna Erviana Purnama Sari
Ciptono lahir di Desa Susukan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, pada 11 November 1963. Ia merupakan putra ketiga dari lima bersaudara. Sejak kecil Ciptono harus menjalani masa kana-kanak yang kurang begitu menggembirakan, karena pada usia 3 tahun, ia harus ditinggal sang ibu berpulang ke rumah Allah.
Ciptono lahir di Desa Susukan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, pada 11 November 1963. Ia merupakan putra ketiga dari lima bersaudara. Sejak kecil Ciptono harus menjalani masa kana-kanak yang kurang begitu menggembirakan, karena pada usia 3 tahun, ia harus ditinggal sang ibu berpulang ke rumah Allah.
Kehidupannya harus terus berlanjut.
Ciptono akhirnya diasuh oleh sang nenek. Ia menjalani pendidikan di SD Negeri 1
Susukan, kemudian menyelesaikan pendidikan di SMP Negeri 1 Salatiga. Setamat
SMP, Ia memilih sekolah di SMA Muhammadiyah
Solo.
Ia merupakan sosok guru yang sangat
peduli pada perkembangan anak-anak berkebutuhan khusus. Jiwa sosialnya untuk
menolong ABK muncul sejak lulus SMA tahun 1982. Awalnya, Ciptono sempat
mendaftar di Kedokteran UGM namun tidak diterima. Kemudian, dia memutuskan
untuk mendaftar di IKIP Yogyakarta (UNY) dengan jurusan Pendidikan Luar Biasa.
Tahun 1989 ia mengajar Pendidikan
Sejarah dan Perjuangan Bangsa dan dasar-dasar pendidikan luar biasa di
Pendidikan Guru Agama Negeri. Pada tahun itu juga ia menjadi calon pegawai
negeri sipil SLB C YPAC Semarang. Dari keseringannya bergaul dengan mereka yang
berkebutuhan khusus, Ciptono mulai menemukan kenyataan bahwa di antara
anak-anak itu ada yang memiliki bakat khusus. Kemudian ia mulai membuka sekolah
berkebutuhan khusus di garasi rumahnya, yang akhirnya mendapatkan tanah sekitar
3 ha dari Gubernur Jateng untuk mengembangkan SLB, yang saat ini menjadi
sekolah percontohan hingga keluar negeri.
Seiring berjalannya waktu, ia
mendapatkan penghargaan atas prestasinya memberdayakan anak-anak berkebutuhan
khusus, Ciptono yang pada 2003 menyabet juara I Lomba Mengarang dan Pidato
Antarguru SLB se-Jawa Tengah itu mendapat berbagai penghargaan dari dinas
pendidikan sampai Departemen Pendidikan Nasional. Ia juga memperoleh tujuh
rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) atas kepeduliannya kepada anak-anak
berkebutuhan khusus.
Penghargaan lainnya adalah sebagai
guru SLB berdedikasi tinggi dari dinas pendidikan setempat pada tahun 2003.
Tahun 2005 ia menerima penghargaan sebagai guru berdedikasi tinggi dari
Mendiknas Bambang Sudibyo, dan tahun 2006 menjadi juara guru kreatif. Atas
prestasinya, ia diberi kepercayaan untuk menjabat sebagai Kepala Sekolah SLB C
YPAC Semarang. Jabatan yang terus dijabatnya dari tahun 2000 hingga 2006.
Kemudian pada Agustus 2008
Ciptono menyabet juara pertama lomba manajemen pendidikan khusus dan pendidikan
layanan khusus tingkat nasionalIa dipercaya untuk mengepalai SLB Negeri
Semarang yang baru berdiri pada tahun 2006 dan tetap menjabat hingga sekarang.
Berkat menjadi pemenang
dalam Kick Andy Heroes, tahun lalu, Ciptono, sekarang banyak menjadi
pembicara di berbagai acara dan seminar tentang anak berkebutuhan khusus.
Baginya, anak berkebutuhan khusus bukanlah produk Tuhan yang gagal, karena
setiap manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan. Melalui pengamatan dan
kesabaran, anak yang dikarunia ketidak sempurnaan akan muncul
kelebihan-kelebihan yang perlu dipoles dan dilatih.
0 komentar:
Posting Komentar