Menurut Muryartini,
Staff Kependidikan Institut Pertanian Bogor
Staff Kependidikan Institut Pertanian Bogor
Sekolah inklusi belum banyak dikenal oleh masyarakat kita. Tak jarang orang tua keberatan jika anaknnya disatukan dengan ABK, karena takut tertular, padahal disabilitas bukan penyakit menular. Sehingga peningkatan jumlah sekolah inklusi ini membawa dampak baik. Hal itu membuat
masyarakat
mengenal
lebih dekat tentang
ABK dan memperlakukan mereka secara wajar. Bentuk dukungan berupa sikap yang wajar ini tidak begitu saja mudah dihadirkan. Masyarakat kita masih banyak yang berpandangan konservatif, mengganggap ABK sebagai seseorang orang cacat dan bermasa depan suram. Pandangan ini yang harus kita sudahi. Bagaimanapun, selain dukungan keluarga, dukungan masyarakat sangat diperlukan, karena kelak, diharapkan ABK dapat mandiri dan membaur dengan masyarakat.
Bentuk dukungan bagi ABK bukan hanya terfokus pada diri sang anak, melainkan juga pada penciptaan lingkungan yang kondusif. Masyarakatlah yang saat ini harus lebih banyak diberi edukasi tentang apa dan bagaimana seharusnya memperlakukan anak berkebutuhan khusus di sekitar kita. Saatnya kita lebih mendekatkan diri dan bersahabat dengan ABK. Emosi positif yang terus diberikan lingkungan kepada mereka sangat membantu perkembanganya ke arah perbaikan. Mereka juga mempunyai masa depan selayaknya orang lain. Mereka mempunyai harapan.
Bentuk dukungan bagi ABK bukan hanya terfokus pada diri sang anak, melainkan juga pada penciptaan lingkungan yang kondusif. Masyarakatlah yang saat ini harus lebih banyak diberi edukasi tentang apa dan bagaimana seharusnya memperlakukan anak berkebutuhan khusus di sekitar kita. Saatnya kita lebih mendekatkan diri dan bersahabat dengan ABK. Emosi positif yang terus diberikan lingkungan kepada mereka sangat membantu perkembanganya ke arah perbaikan. Mereka juga mempunyai masa depan selayaknya orang lain. Mereka mempunyai harapan.
0 komentar:
Posting Komentar