Oleh: Erna Erviana Purnama Sari
Gambar: Siswa SD sedang Mengikuti Pembelajaran |
Sebagai seorang calon guru, hendaknya kita dapat berinteraksi dengan
siswa. Tentu saja untuk mendapatkan hal tersebut kita dituntut untuk dapat
berkomunikasi denga baik. Tidak mudah bagi kita untuk dapat berbahasa dengan
baik. Bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa
baku, baik bahasa tertulis maupun bahasa lisan. Adapun ciri-ciri dari bahasa
baku dapat kita lihat seperti dibawah ini:
- Penggunaan lafal baku dalam bahasa lisan, contoh: kalau ≠ klo, habis ≠ abis, nanti ≠ entar, sudah ≠ udah.
- Penggunaan tata bahasa normatif, contoh: acara itu sedang kami ikuti ≠ acara itu kami sedang ikuti.
- Penggunaan kata-kata baku, contoh: uang ≠ duit, makan ≠ maem, tidak ≠ nggak, sekali ≠ banget.
- Penggunaan ejaan resmi dalam bahasa tulis, contoh: dan sebagainya ≠ dsb, dan lain-lain ≠dll, harus ≠ hrs, yang ≠ yg, yang bersangkutan ≠ ybs.
- Penggunaan kalimat secara efektif, contoh: saya tidak pernah telat datang ke sekolah ≠ aku nggak pernah telat ke sekolah.
Bayangkan saja ketika kita sedang melakukan observasi di sekolah dasar, kemudian secara tidak sengaja kita menggunakan bahasa ilmiah dalam menjelaskan kepada siswa. Bukan berarti kita merendahkan siswa karena tidak mengetahui maksud dari apa yang kita jelaskan. Tetapi hanya mengantisipasi saja, apabila penggunaan bahasa ilmiah tersebut digunakan dalam menerangkan kepada siswa hal ini akan menghambat dan mempersulit siswa untuk belajar.
0 komentar:
Posting Komentar